Cerita BSM, WBP yang Hampir Bertemu Malaikat Izrail

    Cerita BSM, WBP yang Hampir Bertemu Malaikat Izrail
    Cerita BSM, WBP yang Hampir Bertemu Malaikat Izrail

    Nusakambangan - Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas II Nusakambangan melaksanakan Penggalian Data untuk penyusunan Penelitian Kemasyarakatan Lanjutan di Lapas Kelas IIA Besi Nusakambangan. Penelitian Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Litmas adalah kegiatan penelitian untuk mengetahui latar belakang kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Pembimbing Kemasyarakatan. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan metode ilmiah untuk memperoleh informasi tentang berbagai permasalahan baik actual maupun potensial, dalam upaya meningkatkan mutu pengetahuan Pembimbingan Kemasyarakatan maupun kualitas pelayanan.
    Kegiatan penelitian kemasyarakatan awal ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan program pembinaan apa yang dibutuhkan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan yang diketahui melalui faktor-faktor yang mempengaruhi narapidana melakukan tindak pidana.
    Dalam hal ini klien BSM bercerita bahwa dirinya sudah 4 kali melakukan pelanggaran hukum yang sama dan menjalani pidana di dalam lapas. Pada saat dilakukan penggalian data BSM bercerita kepada Pembimbing Kemasyarakatan bahwa dirinya terlahir dari keluarga yang perekonomiannya kurang mampu, Ayah BSM sendiri meninggal dunia pada saat BSM menempuh pendidikan di tingkat SMP. Dari situ BSM hidup mandiri bekerja serabutan di pasar menjadi tukang parkir hingga buruh panggul di Pasar. BSM menyampaikan bahwa dirinya hidup dilingkungan yang keras. BSM kerap keluar bersama teman-temannya untuk meminum alkohol alih-alih untuk melepaskan beban yang ditanggunggnya hingga BSM mulai tak sadar dan timbul niatan untuk mencuri barang.
    “Jujur pak, ni jujur saja saya ya pak. Saya sudah 4 kali keluar masuk penjara, kasusnya pun juga sama begal. Saya terpaksa melakukannya pak, saya malu sebagai anak pertama yang harus menjadi tulang punggung keluarga tapi hanya bekerja menjadi tukang parkir di pasar tidak bisa membantu ibu dan adik-adik saya. Karena stress itu saya jadi sering minumlah sama teman-teman saya hingga muncul niatan untuk mencuri barang. Yang terakhir ini benar-benar puncaknya pak, kalau polisi tidak datang saya yakin pasti saya sudah lewat itu karena dimasa warga situ pak, badan saya di kayu, disiram bensin, kaki saya dilempari batu-batu besar sampai retak tulang saya pak. Waktu pertama kali ibu saya menjenguk di Polsek, ibu menangis atas perbuatan saya. Sampai sekarang saya masih ingat momen itu. Harapan saya selama menjalani hukuman di Lapas saya bisa mengikuti kegiatan kemandirian pak untuk menambah keterampilan dan mengisi waktu di Lapas.”
    Ujar BSM Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Besi Nusakambangan.
    Dalam melakukan penggalian data ini Pembimbing Kemasyarakatan Kelas II Nusakambangan menggunakan metode wawancara, observasi, serta studi dokumentasi dalam melengkapi data untuk penyusunan Litmas.

    Rifki Maulana

    Rifki Maulana

    Artikel Sebelumnya

    Bapas Nusakambangan Ikuti Kegiatan Refleksi...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait