BOGOR - Beberapa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di wilayah Kabupaten Bogor menolak agenda Bimtek Kepala Desa Se Kabupaten Bogor di Ibis Bandung Trans Studio Hotel pada pertengahan Desember 2023 mendatang dengan biaya sebesar Rp. 10.000.000 per Kades.
Penolakan dari para Ketua BPD terkait agenda itu karena diduga hanya menghabiskan anggaran Desa. Apalagi anggaran itu muncul diakhir tahun yang seharusnya digunakan untuk kepentingan pembangunan Desa.
Dalam hal ini, Ketua BPD Desa Gadog, Azet secara pribadi menolak kegiatan Bimtek yang dinilai tidak ada manfaatnya dibandingkan dengan program utama Kepala Desa.
Menurutnya, anggaran sebesar Rp. 10 juta rupiah itu lebih berharga digunakan untuk kepentingan pembangunan Desa dibanding Bimtek yang pernah dilakukan Kepala Desa pada tahun sebelumnya.
" Saya selaku BPD Desa Gadog menolak kegiatan peningkatan kapasitas kepala Desa dengan anggaran Rp 10 Juta Rupiah, yang notabene sebetulnya sangat menyusahkan juga, karena belum tentu hasil pada peningkatan itu baik untuk Desa", ujar Azet, pada Jum'at (08/12/23).
Dirinya juga menilai kegiatan Bimtek Kepala Desa se Kabupaten Bogor di Bandung akan menimbulkan persepsi kurang baik dari masyarakat. Ia lebih menyetujui kegiatan itu dilaksanakan di Kabupaten Bogor dengan biaya yang sangat minim
Baca juga:
Demo Mahasiswa di Kota Cirebon Sempet Ricuh
|
" Kedua baiknya kegiatan itu dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bogor, ngapain jauh jauh ke Bandung, dengan biaya yang cukup ringan", katanya.
Ia juga menegaskan untuk mengusut oknum yang bermain dalam agenda Bimtek Kepala Desa se Kabupaten Bogor di Bandung. Hal tersebut dikatanya sangat membebankan Pemerintah Desa.
" Kalaupun misalkan ada oknum yang memainkan hingga mendesak kepala Desa untuk ikut serta pelatihan maka harus di usut, siapapun yang mengadakan nya ya harus di usut juga, jangan sampai ini menjadi beban pemerintah desa dengan biaya yang besar itu, kan tidak semua Desa sanggup mengeluarkan anggaran sebesar itu", tegasnya.
Sama halnya dengan AG selaku ketua BPD di wilayah Puncak juga memberikan penolakan terkait agenda Bimtek yang diselenggarakan oleh salah penyedia jasa pelatihan asal Bandung.
AG mengatakan program pembangunan Desa dan penanganan stunting lebih utama dibandingkan dengan acara Bimtek yang pernah dilakukan Kepala Desa sebelumnya.
" Untuk program penanganannya stunting lebih urgent dibandingkan dengan acara Bimtek di Bandung. Acara seperti itu kan sering dilakukan oleh kades", ucapnya.***